Sunday, September 25, 2011

KOKESHI


"Boneka Jepang yang terbuat dari kayu". Kata-kata itulah yang langsung terucap bila kita mendengar kata kokeshi. Di antara sekian banyak boneka yang ada, rasanya banyak orang yang mengidentikkan boneka kokeshi sebagai boneka tradisional khas Jepang.



Kokeshi  Tradisional mulai dibuat kira-kira dua ratus tahun yang lalu pada pertengahan zaman Edo (1603-1867). Boneka yang mencerminkan kehidupan dan budaya local tersebut pertama kali dibuat di wilayah timur laut Jepang yaitu di Provinsi Tohoku. Orang-orang yang berkecimpung di dunia pengrajin kayu disebut “kijishi” yang biasanya membuat peralatan rumah tangga dari kayu. Kemudian mereka mulai membuat boneka pada musim dingin untuk dijual kepada turis-turis yang mengunjungi onsen (pemandian air panas) di dekat desa mereka. Beberapa orang yang membeli boneka tersebut sebagai oleh-oleh membawa boneka tersebut ke daerah mereka masing-masing dan biasanya diwariskan ke anak-anak mereka. Mereka percaya bahwa boneka tersebut membawa keberuntungan dan dewa-dewa memberikan kebaikan bila anak-anak bermain dengan boneka tersebut.
Kokeshi memiliki desain yang sederhana, biasanya dibuat dengan cara dipahat dengan tangan. Tradisional kokeshi terdiri dari badan yang berbentuk silinder dengan kepala bulat. Meskipun pada era awal pembuatan kokeshi ini tidak diberi warna, namun sebagian besar kokeshi sekarang diberi warna cerah dengan desain bunga, kimono dan motif-motif yang lain. Warna yang umum digunakan adalah merah, kuning dan ungu. Sekarang ini kokeshi yang beredar bentuknya lebih bervariasi dan tidak terpaku pada bentuk tradisional misalnya bentuk lonjong seperti telur atau bentuk utuh seperti boneka lainnya. Meski ada beragam bentuk namun ada satu kesamaan kokeshi tradisional dan modern yaitu tidak memiliki lengan dan kaki. Satu lagi yang menarik perhatian adalah hamper semua boneka ini berwujud gadis Jepang lengkap dengan pakaian kimono yang dilukis pada badannya. Memang ada beberapa kokeshi yang berwujud laki-laki dengan hakamanya namun boneka semacam itu jarang dijual di pasaran, kecuali memesan khusus. 



            Pembuatan boneka kokeshi baik yang tradisional maupun modern dilakukan secara manual.  Karena itu untuk membuat satu buah boneka  membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ada 2 tahap pembuatan kokeshi tradisional. Tahap pertama yaitu pembuatan kepala. Bahan  dasar yang digunakan pada pembuatan kokeshi adalah kayu mizuki atau nashi, kayu tersebut ditancapkan pada roda pemutar, agar hasilnya halus dan rata. Setelah selesai barulah dilakukan pewarnaan rambut pada bagian atas kepala. Tahap kedua adalah pembuatan badan boneka yang langkahnya hamper sama dengan tahap pertama. Pada bagian atas badan dilubangi dengan bor untuk menancapkan kepalanya. Setelah itu semua permukaan dihaluskan dengan amplas dan dipernis dengan tokusa (sejenis rumput) agar tampak mengkilap kemudian dilakukan pewarnaan. Bila kepala maupun badan boneka telah selesai dibuat  langkah selanjutnya adalah menyatukan keduanya. Bagian inilah yang paling sulit dalam pembuatan kokeshi. Bila sudah terpasang barulah dilakukan penyempurnaan dengan menggambar wajah.



No comments:

Post a Comment